Penyakit unggas yang disebabkan virus
PENYAKIT UNGGAS YANG DISEBABKAN VIRUS
Musim hujan menjadi kondisi yang menantang bagi peternak unggas. Pada saat hujan, kelembapan di kandang menjadi tinggi sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk munculnya penyakit. Kondisi lembab yang tinggi juga menyebabkan ransum menjadi basah. Kadar air yang tinggi (>14%) memicu terbentuknya aflatoksin.
Pada tulisan blog kemarin, membahas mengenai virus baru yang menyerang itik. Virus H5N1 clade 2.3.2. Saat musim penghujan, tidak lagi hanya siaga terhadap AI tetapi penyakit-penyakit unggas lainnya. Penyakit-penyakit yang mempengaruhi produksi peternakan. Dalam tulisan ini terdapat beberapa penyakit-penyakit penting yang biasa menyerang unggas khususnya yang disebabkan oleh virus.
Avian Influenza (AI)
Disebabkan oleh Orthomyxovirus dari family orthomyxoviridae dan genus virus influenza tipe A. Subtipe berdasarkan antigen permukaan (surface antigens). Terdapat dua surface protein yang utama dan kemudian diketahui oleh masyarakat umum. Dua surface protein yaitu Antigen Haemagglutinin (H): 1-15 dan Antigen Neuraminidase (N): 1-9. Kemungkinan kombinasi sekitar 135 kemungkinan. Patogenitasnya sangat bervariasi. Strain diklasifikasikan menjadi Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) dan Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).
Virus AI dapat menular ke manusia. Penularan dari ayam ke manusia dapat terjadi di kandang melalui saluran pernafasan. Manusia dapat tertular apabila kondisi tubuhnya tidak sehat. Sehingga direkomendasikan apabila sedang sakit harap menjauhkan diri hewan-hewan dalam kondisi tidak sehat. Gejala ayam yang terkena AI yaitu bengkak jengger, pendarahan subkutan/bawah kulit, sianosis pada kaki kepala dan pial, kantung udara menebal dengan eksudat fibrinous atau kaseus, serta terjadi nekrosis pada hati, limpa, ginjal, dan paru. Pencegahannya menggunakan vaksinasi.
New Castle Disease (ND)
Etiologi dari Avian paramyxovirus-1. Gejala ayam yang terkena tetelo atau ND yaitu kepala berputar-putar/tortikolis, kelumpuhan pada kaki dan sayap, perdarahan pada proventriculus dan kerusakan serta pendarahan pada usus. ND merupakan penyakit yang sering menyerang unggas. Beberapa laporan di lapangan menyebutkan tingginya kasus ND pada ayam buras dikarenakan sistem pemeliharaan yang masih tradisional, sedangkan pada ayam broiler dan layer umumnya peternak sudah menjalan tatalaksana yang baik seperti program vaksinasi dan pemberian pakan standar. Benar, vaksinasi merupakan salah satu bentuk pencegahan untuk ND. Penyakit ND muncul pertama kali di Indonesia pada tahun 1926 di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa.
Infectious Bursal Disease (IBD)
IBD atau dikenal dengan nama penyakit Gumboro disebabkan oleh Birnavirus. Ayam yang terkena IBD gejalanya meliputi diare cair keputihan, mematuk kloaka, perdarahan pada otot paha dan dada, perdarahan pada batas proventriculus dan ventriculus, serta bursa fabricius membesar dan perdarahan. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu vaksinasi.
Infectious Bronchitis (IB)
IB disebabkan oleh coronavirus. Virus IB yang masuk akan menginfeksi saluran pernafasan (proses inisiasi awal) dan menuju ke tempat yang bersilia dan yang terdapat sel yang bertugas mengeluarkan lender sebagai alat pertahanan kimiawi pada ayam yaitu sel goblet. Setelah sampai pada tempat yang tepat, virus tersebut akan bereplikasi pada anggota saluran pernafasan yang lain seperti airsac dan paru-paru sehingga menimbulkan gangguan pernafasan. Gejala ayam atau unggas yang terkena IB yaitu ayam ngorok basah, bentuk telur abnormal dengan kerabang yang pucat dan mudah pecah, serta kantung udara keruh.
Marek Disease (MD)
Penyakit ini disebabkan oleh Herpesvirus grup B. Tidak main-main, gejala yang tampak pada unggas yaitu terjadinya kelumpuhan kaki/sayap, pembesaran syaraf perifer, tumor pada ginjal dan penebalan dinding proventriculus. Pencegahan yang tentunya dilakukan adalah vaksinasi.
Penyakit-penyakit diatas merupakan jenis-jenis penyakit ungga
Musim hujan menjadi kondisi yang menantang bagi peternak unggas. Pada saat hujan, kelembapan di kandang menjadi tinggi sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk munculnya penyakit. Kondisi lembab yang tinggi juga menyebabkan ransum menjadi basah. Kadar air yang tinggi (>14%) memicu terbentuknya aflatoksin.
Pada tulisan blog kemarin, membahas mengenai virus baru yang menyerang itik. Virus H5N1 clade 2.3.2. Saat musim penghujan, tidak lagi hanya siaga terhadap AI tetapi penyakit-penyakit unggas lainnya. Penyakit-penyakit yang mempengaruhi produksi peternakan. Dalam tulisan ini terdapat beberapa penyakit-penyakit penting yang biasa menyerang unggas khususnya yang disebabkan oleh virus.
Avian Influenza (AI)
Disebabkan oleh Orthomyxovirus dari family orthomyxoviridae dan genus virus influenza tipe A. Subtipe berdasarkan antigen permukaan (surface antigens). Terdapat dua surface protein yang utama dan kemudian diketahui oleh masyarakat umum. Dua surface protein yaitu Antigen Haemagglutinin (H): 1-15 dan Antigen Neuraminidase (N): 1-9. Kemungkinan kombinasi sekitar 135 kemungkinan. Patogenitasnya sangat bervariasi. Strain diklasifikasikan menjadi Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) dan Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).
Virus AI dapat menular ke manusia. Penularan dari ayam ke manusia dapat terjadi di kandang melalui saluran pernafasan. Manusia dapat tertular apabila kondisi tubuhnya tidak sehat. Sehingga direkomendasikan apabila sedang sakit harap menjauhkan diri hewan-hewan dalam kondisi tidak sehat. Gejala ayam yang terkena AI yaitu bengkak jengger, pendarahan subkutan/bawah kulit, sianosis pada kaki kepala dan pial, kantung udara menebal dengan eksudat fibrinous atau kaseus, serta terjadi nekrosis pada hati, limpa, ginjal, dan paru. Pencegahannya menggunakan vaksinasi.
New Castle Disease (ND)
Etiologi dari Avian paramyxovirus-1. Gejala ayam yang terkena tetelo atau ND yaitu kepala berputar-putar/tortikolis, kelumpuhan pada kaki dan sayap, perdarahan pada proventriculus dan kerusakan serta pendarahan pada usus. ND merupakan penyakit yang sering menyerang unggas. Beberapa laporan di lapangan menyebutkan tingginya kasus ND pada ayam buras dikarenakan sistem pemeliharaan yang masih tradisional, sedangkan pada ayam broiler dan layer umumnya peternak sudah menjalan tatalaksana yang baik seperti program vaksinasi dan pemberian pakan standar. Benar, vaksinasi merupakan salah satu bentuk pencegahan untuk ND. Penyakit ND muncul pertama kali di Indonesia pada tahun 1926 di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa.
Infectious Bursal Disease (IBD)
IBD atau dikenal dengan nama penyakit Gumboro disebabkan oleh Birnavirus. Ayam yang terkena IBD gejalanya meliputi diare cair keputihan, mematuk kloaka, perdarahan pada otot paha dan dada, perdarahan pada batas proventriculus dan ventriculus, serta bursa fabricius membesar dan perdarahan. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu vaksinasi.
Infectious Bronchitis (IB)
IB disebabkan oleh coronavirus. Virus IB yang masuk akan menginfeksi saluran pernafasan (proses inisiasi awal) dan menuju ke tempat yang bersilia dan yang terdapat sel yang bertugas mengeluarkan lender sebagai alat pertahanan kimiawi pada ayam yaitu sel goblet. Setelah sampai pada tempat yang tepat, virus tersebut akan bereplikasi pada anggota saluran pernafasan yang lain seperti airsac dan paru-paru sehingga menimbulkan gangguan pernafasan. Gejala ayam atau unggas yang terkena IB yaitu ayam ngorok basah, bentuk telur abnormal dengan kerabang yang pucat dan mudah pecah, serta kantung udara keruh.
Marek Disease (MD)
Penyakit ini disebabkan oleh Herpesvirus grup B. Tidak main-main, gejala yang tampak pada unggas yaitu terjadinya kelumpuhan kaki/sayap, pembesaran syaraf perifer, tumor pada ginjal dan penebalan dinding proventriculus. Pencegahan yang tentunya dilakukan adalah vaksinasi.
Penyakit-penyakit diatas merupakan jenis-jenis penyakit ungga
Komentar
Posting Komentar